RUMAH ADAT KENEGERIAN BENDANG

RUMAH ADAT KENEGERIAN BENDANG

Lokasi & Sejarah Singkat

  • Rumah adat ini terletak di Desa Ranah, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Riau

  • Diperkirakan dibangun pada tahun 1785, melalui kesepakatan seluruh ninik mamak dan kemenakan di Kenegerian Bendang, dengan pengerjaan dilakukan secara gotong-royong

  • Awalnya merupakan rumah milik warga kaya secara pribadi, lalu dijadikan rumah adat berdasarkan usulan ninik mamaknya

Status Cagar Budaya

  • Telah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat—wilayah kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau, dan Kepulauan Riau. Terdaftar dengan SK No KM.13/PW.007/MKP/2004 tertanggal 3 Maret 2004

Arsitektur & Struktural

  • Rumah panggung dengan bentuk menyerupai sampan, tingginya sekitar 1,5 m dari tanah—efektif untuk menghindari banjir dan menjaga kestabilan suhu dalam rumah

  • Atap bergonjong bertipe Minangkabau dengan sudut melengkung, menampilkan perpaduan antara arsitektur Melayu Riau dan Minangkabau

  • Struktur bangunan menggunakan lebih dari 20 tiang penyangga kayu yang masih kokoh meski usianya lebih dari dua abad. Kayu dinding asli masih dipertahankan dan dihiasi ukiran khas yang rumit—pelakunya belum diketahui secara pasti

  • Keunikan lain: lebih dari 10 pintu utama dan 28 jendela kecil (ukuran ±50 × 80 cm), serta penggunaan mekanisme kait berbasis kayu tanpa engsel logam

  • Di halaman depan terdapat dua buah lumbung padi (mongkiong/ongkiong) dan bangunan penampung air hujan (kula) yang mencerminkan tradisi agraris masyarakat setempat

Fungsi Sosial & Budaya

  • Dahulu rumah ini menjadi pusat kegiatan adat seperti Halal Bihalal, persukuan adat, dan musyawarah adat. Namun tradisi ini kini sudah jarang dilakukan karena berkurangnya tokoh adat aktif dan meningkatnya modernisasi

  • Strukturnya memperlihatkan filosofi “Alam nan tigo” yang mencerminkan hubungan kosmis dalam arsitektur tradisional Melayu-Kampar

Pelestarian & Potensi Wisata

  • Keberadaan rumah ini kini kurang dikenal oleh wisatawan padahal memiliki nilai sejarah tinggi dan telah dijadikan situs cagar budaya oleh pemerintah daerah 

  • Beberapa blog lokal melaporkan bahwa sekarang sudah ada penataan seperti taman, pagar, dan penggunaan oleh pengelola pemerintah daerah, yang mulai menarik minat kunjungan, termasuk wisatawan mancanegara