ISTANA KAMPA

ISTANA KAMPA

Sejarah dan Latar Belakang

  • Istana Kampa, juga dikenal sebagai Istana Sultan Mahmud Syah Akhir Zaman, merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Kampa yang berdiri sejak abad ke-15—sebagai bagian dari tradisi kerajaan Melayu Sumatera Tengah

  • Kerajaan Kampa diperkirakan lahir pada abad ke-15 dan memiliki keterkaitan sejarah dengan Kesultanan Pagaruyung dan Malaka, meski Melaka tidak pernah benar-benar menguasainya

  • Sultan Mahmud Syah Akhirul Zaman diangkat sebagai raja pertama Kerajaan Kampa sekitar tahun 1526, bersama istri Tun Sri Fatimah—putri Bendahara Melaka—dan anaknya, Alaudin Riayat Syah

  • Sultan Adli Syah adalah raja terakhir yang wafat tahun 1939—meninggalkan bekas istana dan masjid sebagai peninggalan fisik kerajaan

Kondisi Asal dan Proses Rekonstruksi

  • Istana asli roboh pada tahun 1950. Lokasi bekas istana pun berubah fungsi menjadi sekolah, pemukiman, kebun, lapangan, hingga pemakaman masyarakat sekitar

  • Mulai tahun 2019, pemerintah Kabupaten Kampar mengalokasikan dana senilai sekitar Rp 1,7 miliar, dan tambahan Rp 700 juta pada tahun 2020, untuk membangun kembali istana tersebut berdasarkan data sejarah dan penelitian lokal

  • Restorasi dilakukan berdasarkan arsitektur historis yang digambarkan melalui lukisan saksi mata dan tokoh adat seperti Datuok Samad Dirajo dan budayawan A. Latif Hasyim Dt. Bagindo. Lukisan tersebut bahkan divalidasi di Malaka sebagai sumber referensi rekonstruksi

  • Proyek ini merupakan bagian dari restorasi kompleks budaya Kesultanan Kampa, yang juga mencakup pasar tradisional, makam raja-raja, dan masjid tua di sekitarnya

Pelestarian dan Dukungan Pemerintah

  • Pada April 2022, Gubernur Riau turut mengunjungi Istana Kesultanan Kampa, menyampaikan dukungan dalam pelestarian budaya dan pengembangan destinasi wisata sejarah ini

  • Restorasi ini diharapkan menjadi warisan budaya yang terus dirawat dan menjadi daya tarik wisata edukasi bagi masyarakat Kampar dan sekitarnya

Istana Kampa bukan sekadar bangunan—melainkan simbol hidup dari kekayaan sejarah dan identitas budaya Kerajaan Melayu di Kampar.