Desa Wisata Kampung Patin berada di Desa Koto Mesjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau. Desa ini dijuluki “Kampung Patin” karena hampir setiap rumah memiliki kolam budidaya ikan patin, di mana kolam-kolam ini menjadi ikon pariwisata lokal
Dulunya merupakan daerah rawa, masyarakat berinovasi membangun kolam ikan di lahan kosong—lalu menjadikannya daya tarik wisata edukatif yang unik
Potensi Wisata dan Komunitas Berkembang
Budidaya Patin & Ekonomi Lokal
-
Sistem "tiada rumah tanpa kolam" mendominasi desa. Produksi ikan patin mencapai ratusan ton per bulan—dengan hasil harian hingga puluhan ton, yang memutar perekonomian desa sampai ratusan juta per hari
-
Produk unggulan olahan patin seperti ikan salai (asap), abon, kerupuk kulit, bakso, siomay, nugget, otak-otak, hingga es dawet patin bahkan telah tembus pasar internasional, termasuk Malaysia
Penghargaan dan Pendampingan
-
Desa ini meraih Juara I Nasional Program Pendampingan Desa Wisata 2020 oleh Kemenparekraf—bekerja sama dengan SKK Migas – PT CPI dan STP Riau
-
Masuk 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021, satu-satunya desa dari Riau yang lolos
-
Meraih Juara II Nasional kategori Souvenir ADWI 2021—menunjukkan kekuatan produk lokal dan kreativitas souvenir
-
Mendapat sertifikat desa wisata berkelanjutan sesuai kriteria CHSE dan pariwisata berkelanjutan
Atraksi Wisata & Alam
-
Wisata edukatif budidaya ikan patin: pengunjung bisa belajar mulai dari pembibitan, pemberian pakan, hingga panen
-
Wisata alam seperti Puncak Kompe (viewing spot danau), Danau PLTA Koto Panjang (wisata seribu pulau), Sungai Gagak, Lembah Aman, dan atraksi budaya seperti Talau Pusako dan ritual Khotib Adat 4 Suku semakin memperkaya pengalaman
-
Tersedia homestay (sekitar Rp 200–250 ribu per malam), warung kuliner, suvenir, dan atraksi budaya serta alam
Dukungan Digital & Branding Modern
-
Telah diluncurkan situs web desa wisata dan mini tour & travel untuk memudahkan akses informasi, reservasi paket wisata, dan promosi secara digital.
Desa Wisata Kampung Patin merupakan contoh sukses wisata berbasis komunitas (CBT), dengan budidaya ikan patin sebagai pondasi ekonomi, dipadu wisata edukasi, budaya, kuliner, dan alam. Jejaknya kuat melalui penghargaan nasional, peningkatan kunjungan wisata, serta keterlibatan aktif masyarakat dalam menciptakan ekonomi lokal berkelanjutan.
